Oleh: Gizakiama Hulu,
M.Ag.
(Dosen STP Dian Mandala Gunungsitoli)
Pada masa
ini, ungkapan zaman now telah menjadi
trending dan viral di mana-mana, baik
itu di dunia maya maupun di dunia nyata. Secara harafiah zaman now dapat diartikan sebagai zaman sekarang,
masa kini, atau saat ini. Penggunaan istilah tersebut bukanlah sesuatu yang asing
bagi kita, bahkan begitu mudah untuk disebut oleh siapa pun secara spontan. Kata
zaman now sering dimunculkan dalam
berbagai komentar untuk dilontarkan kepada orang lain sebagai guyonan dan
celaan atas tingkah laku manusia yang terus berubah dari masa ke masa.
Zaman now selalu dikaitkan untuk menggambarkan
keadaan dan kebiasaan manusia di zaman now
(masa kini) dengan zaman old (masa
lampau). Salah satu contoh adalah gaya hidup manusia yang bergantung pada gadget, artinya apa pun yang dilakukan selalu
diabadikan dengan kamera; hendak makan, ingat kamera (harus selfi), sedang menangis karena patah
hati, ingat kamera (selfi), dan lain
sebagainya. Demikian dipahami bahwa zaman now
merupakan kebiasaan manusia pada masa kini yang berbeda dengan masa dulu.
Perbedaan itu cenderung berkonotasi negatif karena terlalu berlebihan dari yang
sewajarnya.
Pada tulisan
ini, saya melihat ungkapan ‘zaman now’
lebih condong ke makna positif. Mahasiswa STP Dian Mandala ‘zaman now’ berarti mereka-mereka yang mau
dibentuk dan dididik di STP Dian Mandala. Pembentukkan karakter mahasiswa di
STP Dian Mandala memang menjadi tuntutan atau prioritas utama, karena mereka dibekali
menjadi orang-orang yang handal di tengah-tengah Gereja-Masyarakat baik di masa
sekarang dan di masa depan. Tuntutan yang dimaksud, mahasiswa ‘zaman now’ diajak untuk tetap mengabadikan dan
membangun hidup bersama di mana mereka tinggal, seperti yang tertera dalam poin
kelima misi STP Dian Mandala “Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak
dalam membangun persekutuan hidup bersama”.
Mahasiswa
‘zaman now’ berarti bukan hanya
menggantungkan hidup pada gadget
melainkan bergantung pada kebiasaan yang sewajarnya sesuai profesi, yakni calon
Katekis, Guru Agama Katolik, dan Petugas Pastoral. Kebiasaan yang sewajarnya
adalah gaya hidup mahasiswa yang bergantung pada doa, artinya apa pun yang
dilakukan selalu diabadikan dengan doa; misalnya sebelum makan berdoa, sebelum
tidur berdoa, sesudah bangun tidur berdoa, sebelum mulai proses
belajar-mengajar berdoa, dan lain-lain. Selain itu, mahasiswa juga mampu
meninggalkan bolos kuliah dan malas belajar. Dengan kata lain, mahasiswa
memelihara sikap aktif kuliah dan rajin belajar. Apabila kebiasaan ini dilakukan
sebagai rutinitas maka inilah yang disebut mahasiswa STP Dian Mandala ‘Zaman Now’. Mengapa? Karena meskipun mahasiswa
hidup dalam arus zaman yang begitu pesat, tetapi selalu menekuni hidup doa
ataupun aktif dan rajin dalam berbagai kegiatan kampus yang dapat membangun
spiritualitas mahasiswa itu sendiri.