Oleh:
Merni Ernawati Waruwu
(Mahasiswa STP
DM Tingkat II – Kelas Katekese)
Yes.
58:9b-14; Luk. 5:27-32
Orang
sakit perlu untuk disembuhkan dan diobati, dan orang berdosa juga layak untuk mendapatkan
pengampunan. Pada bacaan pertama, Yesaya mau
mengisahkan bagaimana Allah hadir memberi kehidupan bagi kita. Ketika kita memanggil
dan minta tolong kepadaNya, Ia pun hadir dan menjawab “ini Aku”. Allah sangat
tidak mengiginkan kita menunjuk-nunjuk dan memfitnah sesama, tetapi kita diajak
untuk menghormati siapa pun sehingga terangmu akan terbit dalam gelap dan
kegelapanmu akan musnah “sebab mulut Tuhan lah yang mengatakanya”.
Bacaan
Injil hari ini, mengisahkan Yesus adalah pemberi hidup bagi orang-orang
berdosa. Ketika Ia keluar, Ia melihat seorang Lewi sedang duduk di rumah cukai,
dengan penuh kasih Yesus pun berkata kepadanya “ikutlah Aku” dan Lewi berdiri, lalu
ia meninggalkan segala sesuatu untuk mengikutiNya. Tidak lama kemudian, Lewi mengadakan
suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dengan sejumlah besar pemungut
cukai dan orang-orang lain turut makan bersama Dia. Melihat hal ini,
orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus
katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama pemungut cukai dan orang berdosa?
Dengan tegas Yesus menjawab mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib,
tetapi orang sakit. Aku datang bukan memanggil orang benar tetapi orang berdosa
supaya mereka bertobat.
Kerapkali
dalam kehidupan ini, kita lebih cenderung melihat keburukan orang lain. Kita seperti
orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat yang hanya bisa melihat duri dalam diri
orang lain, namun duri yang ada pada diri kita, sama sekali kita tidak ketahui
ketajamannya sehingga dapat membahayakan siapa pun. Kita melihat seseorang dari
latar belakangnya, jika latar belakang orang itu tidak baik, maka kita tidak
mendekati dan akrab dengan dia. Sebagaimana yang dikisahkan dalam bacaan-bacaan
hari ini bahwa Allah lah hadir untuk memberi kehidupan baru, terutama bagi
orang berdosa yang selama ini mereka dilupakan dan ditinggalkan. Pemungut cukai
adalah golongan orang berdosa, karena ketidakjujuran dan ketidakadilan pada
tugas yang mereka jalankan. Meskipun demikian, Yesus masih menunjukkan
belaskasihNya kepada orang Lewi itu.
Belajar
dari kisah itu, kita diajak untuk berbuat demikian kepada sesama dengan
mengayomi dan merangkul mereka. Orang-orang yang belum mendapatkan pendidikan,
sebaiknya kita menolong dan mengajar supaya mereka mampu membedakan mana yang
baik dan buruk. Karena itu, marilah kita menjadi orang yang membarui diri sendiri
dan orang lain.