Oleh:
Finishati La’ia
(Mahasiswa
STP DM Tingkat II – Kelas Pastoral)
Hidup
ibarat musim yang selalu berganti, ada musim kemarau lalu berganti dengan musim
hujan. Begitu pula yang aku rasakan selama aku di dunia ini, kadang ada suasana
bahagia, sedih, senang, cemas, ketawa, dan menangis. Ini semua merupakan
tantangan buat aku dalam meraih cita-citaku.
Saya
tahu bahwa tantangan itu bukanlah penghalang untukku dalam meraih cita-cita, tetapi
merupakan suatu ujian sampai di mana kemampuan dan kesetiaanku terhadap sesuatu
hal yang ingin aku dapatkan. Memang sebagai manusia, itu hal yang sulit dan
berat dalam menghadapi tantangan bahkan aku sempat putus asa. Namun aku harus
tetap semangat, sabar dan setia, karena aku yakini bahwa barangsiapa memiliki
semangat seperti itu akan mendapatkannya. Semangat ini bukan hanya berasal dari
diriku sendiri, tetapi berasal dari orang tua, sahabat, teman-teman,
orang-orang yang ada di sekitarku terutama orang-orang yang mendukung perkuliahanku,
dan yang paling penting ialah karena bantuan Roh Kudus.
Pada
tanggal 1-14 Februari 2018 ini, aku merasa sedih karena mamaku sakit. Aku tidak
tahu, apa yang harus aku lakukan, aku tidak tahu bagaimana cara menghibur mama,
aku tidak mungkin pulang kampung sementara perkuliahaanku sedang berlangsung, dan
masih banyak lagi kekurangan yang belum terpenuhi. Hal ini membuat aku manangis
dan khawatir pada diriku sendiri. Kesedihan dan kekhawatiran ini berubah
menjadi air mata bahagia karena aku masih mampu mendapat nilai terbaik.
Walaupun hanya untuk mengobati kesedihan sementara, namun aku sangat bersyukur
karena dengan hal ini aku bisa manghibur mama dengan nilai yang kudapat.
Dengan
hal ini, juga membuat aku semakin mengerti dan memaham seperti apakah hidup ini
di dunia. Jadi, aku tidak boleh tinggi hati dengan apa yang kudapat sekarang,
karena suatu saat jika aku tidak mampu lagi, itu akan diambil dariku dan
diberikan kepada orang yang rendah hati. Karena itu, aku harus selalu bersyukur
dan mempersembahkan di hadapan Tuhan segala sesuatu yang aku miliki.
Tuhan,
terimakasih atas rahmat dan talenta yang Engkau berikan kepadaku. Anak-Mu
memohon, bimbing dan arahkan anak-Mu agar aku selalu mampu rendah hati,
berbuat, dan berbagi kepada sesama.