Oleh:
Gizakiama Hulu, M.Ag.
(Dosen
Tetap STP Dian Mandala Gunungsitoli)
Ibadat
pagi yang dilakukan di kampus STP Dian Mandala telah menjadi tradisi sejak
kepemimpinan P. Fransiskus T.S. Sinaga, S.Ag., M.Th., yang biasanya diikuti
para dosen, pegawai, dan mahasiswa. Ibadat pagi memang dapat dipandang sebagai
rutinitas yang kelihatan dan juga sebagai praktek iman dalam membangun relasi
dengan Sang Ilahi, karena di dalamnya ada relasi horizontal dan vertikal.
Relasi horizontal merupakan relasi antara sesama mahasiswa, mahasiwa dengan dosen
dan pegawai karena dalam situasi berkumpul bersama, sedangkan relasi vertikal
adalah relasi (interaksi iman) yang dibangun oleh manusia kepada Allah melalui
kegiatan-kegiatan rohani.
Orang-orang
yang ambil bagian dalam ibadat pagi tersebut tidak lain dari mahasiswa. Ambil
bagian artinya tidak hanya ikut hadir melainkan menjalankan tugas masing-masing
seperti: memimpin lagu, memimpin doa, membacakan Sabda Tuhan, dan membawakan
renungan. Mahasiswa yang bertugas ibadat pagi ialah mereka yang telah
ditentukan dari setiap kelas atau tingkat secara bergilir. Disadari bahwa ibadat
yang dilaksanakan setiap pagi sangat berguna bagi kehidupan mahasiswa karena
mereka dididik untuk selalu bersyukur atas pertolongan Tuhan sepanjang malam
yang dilalui dan hari yang baru, kemudian kembali memohon pertolongan-Nya untuk
sepanjang hari yang akan dijalani, dan juga untuk membuat mahasiswa semakin
terbiasa tampil di depan publik.
Melatih
diri untuk tampil di depan publik salah satu keterampilan yang akan
dipertahankan. Tujuan dari itu, agar mahasiswa mengembangkan talent dan potential yang powerful (handal
dan terampil) untuk diterapkan di dunia real
nantinya. Mahasiswa yang dikehendaki tidak hanya powerful dalam bidangnya atau mampu tampil, tetapi juga sungguh
meresapi dan menghayati pembentukan diri melalui ibadat pagi itu dalam
kesehariannya. Demikian Santo Gregorius dari Nazianze berkata: “Kita harus
mengingat Allah lebih sering daripada tarikan nafas kita.” Oleh karena itu,
dalam ibadat pagi lah kita mampu mengingat Allah sesering mungkin terutama
setelah mengalami pertolongan-Nya dan pada aktivitas yang hendak dilaksanakan
di sepanjang hari.