Oleh:
Maria Murni Waruwu
(Mahasiswa
STP DM Tingkat II – Kelas Katekese)
Ul.
4:1,5-9; Mat. 5:17-19
Dalam
Kitab Ulangan, Musa mengingatkan dan
mengajarkan bangsa Israel agar
setia pada ketetapan dan peraturan yang diperintahkan Allah, sehingga mereka menjadi bangsa
yang bijaksana dan di negerinya mereka dapat hidup. Injil mengisahkan bahwa kedatangan Yesus
bukan untuk meniadakan
hukum taurat, melainkan untuk menggenapinya.
Kedatangan Yesus menggenapi hukum
taurat berarti Ia meluruskan dan memperbaiki kebiasaan hidup buruk kita dengan
cara baru, sehingga kita dapat memahami betapa Allah mencintai manusia. Selain
itu, Ia mewartakan hukum cinta kasih, karena di sana mengandung kehendak Allah
yang sesungguhnya melalui Yesus Kristus yakni menyelamatkan umat manusia. Kehendak
Allah dalam hukum taurat tetap dilaksanakan, namun Yesus menggenapi itu dengan mengasihi
kita sampai tuntas yang tidak lain mengorbankan diri sampai
mati di kayu salib. Karena itu, Yesus telah setia pada kehendak BapaNya,
sehingga Ia menjadi penebus dosa kita.
Kita diajarkan agar melaksanakan
apa yang diperintahkan Allah terutama dalam memberi penuguhan iman kepada orang
lain, seperti yang telah dilakukan Musa kepada bangsa Israel. Kita juga harus
mampu menyadari tugas dan tanggung jawab kita masing dalam mewartakan Kabar
Gembira. Kita dipanggil untuk tetap setia dan tekun mendengarkan serta
melaksanakan kehendak Allah. Mengapa? Karena orang-orang yang bijaksana
terletak pada kemampuan memelihara Sabda Allah.
Kewajiban
kita adalah mengkonkretkan atau mengimplementasikan kasih dalam kehidupan sehari-hari
dengan menjadi figur yang mendedikasikan diri kepada sesama. Memang, terkadang
yang kita ajarkan dan berikan tak jarang dapat diterima oleh orang lain, tetapi
kita tetap menjalankannya sejauh itu tidak bertentangan dengan kehendakNya;
sebab orang-orang yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Allah, ia akan
menduduki tempat yang tinggi dalam Kerajaan Sorga. Pertanyaan refleksi: “Apakah
kita setia mengajarkan dan melakukan perintah Tuhan, meskipun kita ditolak?”
Tuhan memberkati
kita. Amin!
Dirigen |
Pembaca Injil |
Pengkhotbah |
Peserta Ibadat |
Masukkan dari Ketua STP DM |